Semoga menjadi lebih baik
Darah keluar bercucuran, menetes di lantai, menciptakan pemandangan yang begitu mengkhawatirkan. Jantung kami berdegup kencang, rasa panik segera menyelimuti. Tanpa berpikir panjang, kami berdua langsung bertindak, bergegas mengangkatnya dan melarikannya ke klinik terdekat. Sepanjang perjalanan, doa-doa tak henti terucap, berharap pertolongan segera datang dan semuanya akan baik-baik saja.
Pagi ini, ada sebuah musibah yang semoga menjadi pelajaran baik untuk kita selaku orang tua, maupun untuk si anak.
Cerita singkatnya begini:
Setelah mandi, anak ke 2 kita si Candra tidak mau memakai celana sehabis mandi. Dia lari baru berapa langkah, jatuh terkapar di lantai dengan posisi muka depan jatuh terlebih dahulu. Sontak menangis sejadi-jadinya. Sejenak diangkat oleh ibunya, ternyata darah bercucuran keluar dari mulut. Karena tak kunjung berhenti, segera mungkin ambil tindakan untuk membawanya ke klinik terdekat. Namun sebagai tindakan awal, kita memberikan es batu dan gula pasir, lumayan mencegah pendarahan.
Setelah tiba di klinik, kami langsung mendapatkan penanganan dengan cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan pasien lain yang sudah menunggu. Alhamdulillah, ini benar-benar sebuah kemudahan yang patut disyukuri. Dokter yang bertugas menyambut kami dengan ramah, lalu dengan sigap memeriksa kondisi yang kami keluhkan. "Untuk pagi ini, cukup memakai ini, ini, dan itu," ujar dokter sambil menunjukkan beberapa obat yang perlu dikonsumsi. Kami menyimak dengan saksama, memastikan tidak ada yang terlewat. Sebelum kami pergi, dokter mengingatkan, "Nanti sore silakan kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter gigi, ya." Kami saling berpandangan, lalu mengangguk tanda setuju, bersiap untuk kembali lagi sesuai anjuran.
Lantai yang licin memang menjadi salah satu faktor penyebab jatuhnya Candra. Namun, jika dilihat dari sudut pandang orang tua, kejadian ini bisa dimaknai lebih dalam sebagai sebuah teguran dari Yang Maha Kuasa—sebuah peringatan yang ditimpakan kepada anak, tetapi sejatinya merupakan ujian bagi orang tua. Mungkin ini adalah cara Tuhan mengingatkan mereka untuk lebih berhati-hati, lebih sabar, atau lebih bersyukur atas segala hal yang telah diberikan. Setiap kejadian, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, selalu mengandung hikmah yang dapat diambil jika kita mau merenunginya dengan hati yang lapang.
Sekian
This report was published via Actifit app (Android | iOS). Check out the original version here on actifit.io
Congrats on providing Proof of Activity via your Actifit report!
You have been rewarded 187.008 AFIT tokens for your effort in reaching 5198 activity, as well as your user rank and report quality!
You also received a 1.46% upvote via @actifit account.
Rewards Details
To improve your user rank, delegate more, pile up more AFIT and AFITX tokens, and post more.
To improve your post score, get to the max activity count, work on improving your post content, improve your user rank, engage with the community to get more upvotes and quality comments.
Chat with us on discord | Visit our website
Follow us on Twitter | Join us on Telegram
Download on playstore | Download on app store
Knowledge base:

FAQs | Whitepaper
How to signup | Maximize your rewards
Complete Actifit Tutorial
Support our efforts below by voting for: