Perebutan sumber air

Sudah semenjak dari dulu kala, air menjadi simbol kehidupan bahkan diperebutkan.

Tidak dapat saya bayangkan ketika harus tinggal di suatu daerah yang tandus dan jarang turun hujan, sementara disini air melimpah hujan seringkali menyapa setiap sore hari, namun perebutan sumber air tetap menjadi salah satu dari sekian episode permasalahan di desa.

Foto oleh Ian Turnell:

Pada postingan sebelumya (mencari bambu), disana dijelaskan mengenai kebutuhan air untuk kolam ikan yang akan dibuat, sehingga mau tidak mau menggunakan bambu sebagai pengganti dari paralon.

Namun apa dikata, ternyata perebutan sumber air tak terelakkan.

Di desa ada semacam "wangan", ya semacam anakan sungai yang dialiri air jernih. Wangan-wangan disini bukan hanya diisi oleh air dan ikan-ikan kecil, namun banyak sekali paralon dimana digunakan untuk mengambil air tersebut dan disalurkan ke kolam ikan milik pribadi, termasuk nanti ke kolam ikan yang akan saya buat.

Disini letak permasalahan tersebut, akan ada penambahan satu pipa berupa bambu besar yang ikut ambil air dari wangan, dikhawatirkan akan mengurangi jatah.

Saya kira ini adalah masalah klasik, entah dimana pun kita berada, bahkan di tempat yang melimpah sumber air. Luar biasa.

Perebutan sumber air ini harus diselesaikan dengan kepala dingin dan hati bersih nan legowo. Bisa bubrah alias bubar barisan. 🤪

Lalu bagaimana di tempat kalian?
This report was published via Actifit app (Android | iOS). Check out the original version here on actifit.io

Walking